December 04, 2009

Asal Muasal Tahu

Tentunya bagi Anda tak asing lagi dengan yang namanya tahu. Berbeda dengan tempe yang asli dari Indonesia, tahu berasal dari Cina seperti halnya kecap, tauco, bakpau, dan bakso. Tahu dibuat dari kacang kedelai yang difermentasikan dan diambil sarinya.

Dalam kehidupan sehari-hari, tahu dapat kita temui sebagai bahan tambahan di makanan olahan seperti somay, Ngohiang, bakso, lumpia dan masih banyak lagi. Berbagai jenis tahu pun bermunculan seiring banyaknya cita rasa yang hadir di tengah-tengah masyarakat. Sebut saja seperti tahu petis, tahu Sumedang, tahu Bandung dan nama tahu lainnya yang mengusung nama kedaerahan. Lantas bagaimanakah dengan asal muasal tahu??? Mari kita lihat..

Melihat dari asal muasalnya, tahu adalah kata serapan dari bahasa Hokkian, tauhu yang secara harfiah berarti “kedelai yang difermentasi”. Tetapi tahukah Anda bahwa tahu pertama kali muncul di Tiongkok sejak zaman Dinasti Han sekitar 2200 tahun lalu. Penemunya adalah Liu An, seorang bangsawan cucu Kaisar Han Gaozu, Liu Bang, yang mendirikan Dinasti Han. Ia adalah ilmuwan dan filosof, penguasa dan ahli politik. Ia tertarik pada ilmu kimia dan Meditasi Tadiom.

Para ahli sejarah berpendapat bahwa kemungklinan besar Liu An melakukan pengenalan makanan non daging melalui tahu. Berbagai eksperimen dilakukannya untuk menghasilkan tahu seperti saat ini. Penyebarannya pun melalui para pendeta Budha (Bhiksu) yang berkelana antara Jepang dan Cina. Tahu menjadi makanan sehari-hari mereka karena para Bhiksu tidak boleh memakan makhluk bernyawa alias Vegetarian.

Pada masa itu, masyarakat Jepang mengikuti kehidupan para pemeluk agama Budha yaitu menghindarkan diri dari konsumsi daging dari ternak, maka kehadiran tahu tentu saja di sambut dengan gembira sebagai sumber makanan kaya protein dan gizi yang murah dan lezat rasanya.

Disamping itu, di Bogor sendiri, tak sedikit pula para pedagang makanan yang berasal dari tahu yang memiliki ramuan sendiri untuk menghasilkan tahu yang diinginkan agar sesuai dengan rasa makanan tersebut. Walaupun mereka tak memproduksi sendiri, biasanya mereka telah berlangganan kepada produsen tahu yang mengerti selera mereka.



No comments:

Post a Comment