December 07, 2009

Benarkah Kondom Dapat Mencegah HIV/AIDS ???




Sejak tahun 1998 satu Desember diperingati sebagai hari AIDS sedunia.Peringatan hari AIDS sedunia  berawal dari pertemuan puncak menteri-menteri kesehatan dari 148 negara yang tergabung dalam WHO untuk  program pencegahan  AIDS pada 1 Desember 1998 di London, Inggris.
            Tahun ini di tanah air Hari AIDS sedunia diperingati disejumlah daerah dengan berbagai  aksi seperti aksi bagi-bagi bunga, leaflet, stiker dan juga bagi-bagi kondom di kota dan kabupaten . Sampai sekarang, AIDS masih menempati peringkat keempat penyebab kematian terbesar didunia.  Menurut WHO (2009) jumlah penderita HIV/ AIDS sebanyak 33,4 juta jiwa diseluruh dunia. Di Indonesia jumlah penderita HIV/ AIDS  ditemukan pertama kali di Bali tahun 1986. Departemen kesehatan RI memperkirakan 19 juta orang saat ini berada pada resiko terinfeksi HIV.  Adapun berdasarkan data Yayasan AIDS Indonsia (YAI), jumlah penderita HIV/ AIDS di Indonesia per Maret 2009, mencapai 23.632 orang. Dari jumlah itu sekitar 53%  terjadi pada kelompok usia 20-29 tahun, disusul dengan kelompok usia 30-39 tahun sekitar 27%.
            Adapun berdasarkan cara penularan , 75-85% ditularkan melalui hubungan sex, 5-10% melalui homoseksual, 5-10%  akibat jarum suntik yang tercemar terutama para pengguna narkoba jarum suntik, 3-5%  tertular pada transfusi darah.
            Selama ini penanggulangan HIV/ AIDS di Indonesia mengadopsi strategi UNAIDS dan WHO seperti :
1.      Kondomisasi
2.     Subtitusi metadon dan
3.     Pembagian jarum suntik steril.
 Saat ini kampanye penggunaan kondom sangat gencar dilakukan denag berbagai selogan ”save sex” (sex yang aman) dan “dual protection” ( melindungi dari kehamilan tidak diinginkan dan penyakit menular seksual) lantas bagaimana hasilnya??
            Kondomisasi  ini bukan hanya terbukti gagal mencegah penyebaran virus HIV/ AIDS namun malah menumbuh suburkan wabah penyakit HIV/ AIDS. Di AS, kampanye kondomisasi yang dilaksanakan sejak tahun 1982 terbukti menjadi bumerang. Ini dikutip oleh Hawari, D (2006) dari pernyataan  H. Jaffe (1995), dari Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat  (US:CDC: United State Center of Diseases Control) evaluasi yang dilakukan pada tahun 1995 amat mengejutkan , karena ternyata kematian akibat penyakit AIDS malah menjadi peringkat no.1 di AS, bukan lagi penyakit jantung dan kanker. Prof. DR. Dadang Hawari (2002) menuliskan hasil rangkuman dari sejumlah pakar tentang kondom sebagai penyebaran HIV/ AIDS sebagai berikut :
1.     Efektifitas kondom diragukan (Direktur Jendral WHO Hirosi Nakajima, 1993)
2.     Virus HIV dapat menembus kondom (penelitian Carey [1992] dari Division of Pshysical Sciences, Rockville, Maryland, USA)
3.     Penggunaan kondom aman tidaklah benar. Pada kondom (yang terbuat dari bahan latex) terdapat pori-pori dengan diameter 1/60 mikron dalam keadaan tidak meregang, dalam keadaan meregang maka lebar pori-pori akn meningkat 10 kali, sedangkan virus HIV sendiri memiliki diameter 1/250 mikron. Dengan demikian virus HIV dapat dengan leluasa menembus pori-pori kondom (Laporan Konfrensi AIDS Asia Pacific di Chiang Mai, Thailand (1995).
Subtitusi Metadon pada hakikatnya tetap membahayakan, karena semua subtitusi tersebut akan menimbulkan gangguan mental, termasuk  metadon (Hawari, D. 2004). Selain itu metadon tetap memiliki efek adiktif (Bagian Farmakologi. FK. UI. Jakarta, 2003).
Pemberian Jarum Suntik Steril pada pengguna narkoba jarum suntik  agar terhindar dari penularan HIV/ AIDS juga merupakan strategi yang tidak jelas. Memberikan jarum suntik meskipun steril, ditengah-tengah jeratan mafia narkoba sama saja menjerumuskan anggota masyarakat pada penyalahgunaan narkoba. Apalagi para pengguna narkoba ini tetap beresiko terjerumus pada perilaku seks bebas akibat dari kehilangan kontrol meskipun mereka sudah menggunakan jarum suntik yang steril.
Sebenarnya dalam hal ini Allah SWT telah memberikan jalan keluar yang tanpa efek samping serta pasti dapat menghentikan penyebaran virus ini yaitu dengan cara menerapkan aturan Sang Pencipta yang telah melarang perzinahan (sex bebas) dan penggunaan khamr (minuman keras dan narkoba). Maka dengan begitu kita bukan hanya dapat mencegah penularan virus HIV/ AIDS namun juga dapat memberantas kemaksiatan.
Secerdas dan sejenius manusia dalam menciptakan suatu peraturan tetap tidak akan bisa menandingi kemaslahatan peraturan yang telah dibuat Allah SWT.


No comments:

Post a Comment