September 11, 2009

Mahatma Gandhi



Lelaki ini identik dengan kacamata bulat dan kain putih melilit tubuhnya yang kurus kering, kepala botak serta kaki yang tak beralas. Begitu sederhana. Namun siapapun tak akan sangsi bahwa dialah bapak perdamaian abad 20. Mohandas Karamchand Gandhi (dalam bahasa sansekerta) berarti “berjiwa besar” adalah seorang pemimpin spiritual dan tokoh politik tersohor dari India. Beliau lahir pada 2 Oktober 1969, di Porbandar, sebuah negara bagian Gujarat India. Keluarganya dari kelas pertengahan Kasta Vaishya atau Bania. Beberapa dari anggota keluarganya bekerja pada pihak pemerintah. Ayahnya, Karamchand Gandhi alias Kaba Gandhi merupakan anggota dari pengadilan Rajasthanik yang pada saat itu berpengaruh dalam menyelesaikan perselisihan antara pemuka dan kaum kerabatnya. Ibunya bernama Putlibiai, adalah seorang yang lemah lembut, hindu yang taat, dan menjadi sumber inspirasi bagi beliau. Gandhi merupakan anak paling bungsu dari empat bersaudara, tiga laki-laki dan satu perempuan.

Semasa kanak-kanaknya dihabiskan di Porbandar, namun pada umur 7 tahun beliau pindah ke Rajkot karena ayahnya dipindahkantugaskan. Semasa Gandhi bersekolah di sekolah rendah, beliau tidak menunjukkan pertanda akan menjadi seorang tokoh yang terkenal. Di sekolah, Gandhi dianggap sebagai pelajar yang “mediocre” atau sederhana dan merupakan seorang yang sangat pemalu, kecerdasan lamban, serta ingatan lemah. Namun, beliau menunjukkan sifatnya yang berintegriti, yakni enggan unutk meniru orang lain dan berbuat curang. Menurut adat orang India pada waktu itu, beliau dinikahkan dalam usia yang terbilang sangat muda, yakni 13 tahun kepada Kasturbay, gadis yang sebaya dengannya.

Saat remaja, yakni usia 18 tahun, Gandhi pergi ke Inggris untuk melanjutkan sekolahnya di Southampton menekuni bidang hukum dan undang-undang. Selain itu, beliau juga tertarik dalam bidang keagamaan. Berbagai macam kitab dan buku-buku keagamaan Hindu, Kristen, Yahudi, dan Islam telah menjadi bahan bacaannya. Pada tahun1891, beliau lulus ujian dan pulang ke India sebagai seorang peguam (pembela / pengacara). Semasa di Bombay, beliaumencoba nasib sebagai seorang pegaum tapi gagal. Lalu beliau pergi ke Afrika Selatan untuk membela seorang klien. Di Afrika Selatan, beliau mendapatkan perlakuan diskriminasi ras yang sangat buruk bernama apartheid. Para pekerja dari India yang dibawa ke Afrika Selatan di akhir abad 19 banyak dipekerjakan di industri gula. Saat ke sana Gandhi dikejutkan oleh perlakuan rasis yang mereka terima di Afrika Selatan yang mendorongnya untuk mulai mengampanyekan hak sipil mereka. Gandhi berusaha melakukan pembelaan bagi warga India. Bukannya didengar Gandhi malah mendapatkan serangan dan pukulan dari orang-orang kulit putih Afrika Selatan. Peristiwa ini merupakan tamparan yang sangat hebat bagi Gandhi dan memutuskan untuk menjadi aktivis politik agar dapat mengubah hukum-hukum yang diskriminatif tersebut. Gandhi pun membentuk sebuah gerakan anti kekerasan.



Tahun 1906 Gandhi memulai gerakan perlawanan pasifnya melawan hukum yang melarang warga kulit hitam Afrika, “kulit berwarna” serta India untuk bepergian tanpa identitas. Dia memimpin orang-orang India untuk berdemonstrasi serta mengorganisir protes mogok kerja yang berhasil menarik simpati ribuan orang. Bolak balik ia masuk penjara, tapi perjuangannya tak pernah surut karena selain strategi perlawanan pasif dan nonkooperasinya Gandhi juga memegang kuat prinsip perlawanannya yang lain yaitu satyagraha. Dalam bahasa Sansakerta kata ini berarti kebenaran dan keteguhan.

Akhirnya pada tahun 1914 pemerintah Afrika Selatan, di bawah tekanan pemerintahan Inggris dan India menerima sebuah paket reformasi yang dinegosiasikan oleh Gandhi dan pejabat Afrika Selatan yaitu Jenderal Jan Christian Smuts. Setahun kemudian, 1915 Gandhi kembali ke India. Ketika kembali ke India, dia membantu dalam proses kemerdekaan India dari jajahan Inggris; hal ini memberikan inspirasi bagi rakyat di koloni-koloni lainnya agar berjuang mendapatkan kemerdekaannya dan memecah Kemaharajaan Britania untuk kemudian membentuk Persemakmuran. Gandhi menerapkan satyagraha dan menyampanyekan perlawanan pasif terhadap Inggris. Gayung bersambut, ribuan rakyat India ikut dalam aksi Gandhi.



Memasuki tahun 1920 Gandhi mengkampanyekan gerakan terorganisir nonkooperatif. Dia meminta rakyat India memboikot institusi serta produk Inggris, mengundurkan diri dari kantor publik, mengeluarkan anak-anak mereka dari sekolah negeri, menolak membayar pajak, dan mengacuhkan kehormatan serta kewarganegaraan Inggris. Di seantero India jalan-jalan dipenuhi oleh rakyat yang berjongkok dan tidak mau bangun meski dipukuli polisi. Karena aksi ini Gandhi ditahan, tetapi Inggris terpaksa segera membebaskannya.



Aspek ekonomi merupakan bagian penting dari gerakan swaraj (pemerintahan sendiri) yang dipelopori Gandhi. Gandhi menganggap eksploitasi masyarakat desa oleh industrialis Inggris telah menyebabkan kemiskinan luar biasa dan kehancuran industri rumahan India. Untuk mengentaskan kemiskinanGandhi menoleh pada industri rakyat. Di rumahnya, tahun 1920, ia mulai menggunakan roda pintal sebagai simbol kembalinya kehidupan desa yang sederhana dan dimulainya industri asal India. Boikot total terhadap barang-barang Inggris pun dilakukan. Gandhi juga menyuarakan ahimsa, gerakan antikekerasan yang dipetiknya dari ajaran Hindu. Di sisi lain ia selalu menganjurkan penyatuan Hindu-Muslim. Dia memimpin gerakan dengan menjadi teladan. Gandhi hidup bak pertapa, menjalani kehidupan spiritual dengan sembahyang, puasa, dan meditasi. Ia menolak keduniawian, memakai cawat dan syal seperti orang kebanyakan, makan sayur mayur, jus buah, dan susu kambing. Karena itulah masyarakat India mulai memanggilnya Mahatma atau Great Soul, jiwa yang agung.



Tahun 1921, Partai Kongres memberi Gandhi kekuasaan eksekutif sepenuhnya. Waktu itu konfrontasi antara demonstran India dan penguasa Inggris tetap berlanjut, warga melakukan aksi perlawanan. Tahun 1922 Gandhi dipenjara dan keluar dua tahun kemudian. . Ia mendirikan ashram (komunitas), mendirikan sebuah majalah, dan bekerja untuk membantu masyarakat miskin pedesaan dan kasta Paria yang tak diakui dan didiskriminasi.



Tahun 1930 Gandhi mencetuskan aksi ketidakpatuhan warga yang meminta rakyat India untuk menolak membayar pajak, terutama pajak garam. 12 Maret 1930 dari Ahmedabad (ibukota Gujarat) Gandhi melakukan long march ke laut Arab di Dandi (dekat Surat di Gulf Cambay). Tujuannya membuat garam sendiri. Sepanjang 400 km satu demi satu warga berduyun-duyun mengikuti Gandhi, dari tanggal 12 Maret hingga 6 April. Ribuan orang berbaris. “Biarkan pemerintah menegakkan aturan, menggunakan senjata melawan kita, mengirim kita ke penjara, atau menggantung kita,” kata Gandhi selama dalam barisan. “Tapi besar arti hukuman? Coba dan hitunglah berapa banyak waktu yang dibutuhkan penguasa Inggris untuk menggantung 300 juta orang.” Pada bulan Mei Gandhi di penjara. Gandhi secara formal mundur dari politik pada tahun 1934. ia berkeliling India untuk memasyarakatkan ahimsa dan terus memerangi kemiskinan.



Dan setahun kemudian, setelah Perang Dunia II pecah, menjadi babak baru perjuangan kemerdekaan India. Pemerintah Inggris setuju memberi kemerdekaan kepada India asalkan dua kelompok nasionalis, Liga Muslim dan Partai Kongres, bisa mengatasi perbedaan mereka. Rakyat dari agama dan suku yang berbeda yang hidup di India kala itu yakin bahwa India perlu dipecah menjadi beberapa negara agar kelompok yang berbeda dapat mempunyai negara mereka sendiri. Banyak yang ingin agar para pemeluk agama Hindu dan Islam mempunyai negara sendiri. Gamdhi adalah seorang Hindu namun dia menyukai pemikiran-pemikiran dari agama-agama lain termasuk Islam dan Kristen. Dia percaya bahwa manusia dari segala agama harus mempunyai hak yang sama dan hidup bersama secara damai di dalam satu negara.



Pada tahun 1947, India menjadi merdeka dan pecah menjadi dua negara, India dan Pakistan. Hal ini tidak disetujui Gandhi. Gandhi terus mengampanyekan kepada kelompok Hindu dan Islam untuk hidup bersama dalam damai. Ketika kerusuhan melanda Kalkuta, Gandhi berpuasa sampai kerusuhan itu berhenti. Pada 13 Januari 1948 Gandhi mulai menjalankan puasa untuk perdamaian New Delhi.



Tanggal 30 Januari 1948 adalah hari bersejarah bagi India. Pada hari itu, New Delhi dipenuhi kerumunan orang. Mereka rela berdesak-desakan untuk mendengar pidato Mohandas Karamchad Gandhi. Di tengah membeludaknya penduduk India itu ada orang tua menyeruak, maju ke hadapan Gandhi sambil mengucapkan salam dan sembah. Gandhi membalasnya. Tapi, siapa sangka lelaki tersebut menembak Gandhi dengan tiga tembakan. Gandi tersungkur dan tewas di tengah kerumunan banyak orang. Pembunuhnnya adalah Nathuram Godse, seorang Hindu fanatik.



Kematian Gandhi meninggalkan banyak kenangan bagi masyarakat India dan dunia pada umumnya. Perjuangannya melawan Inggris adalah sokongan bagi masyarakat India yang tidak akan pernah terlupakan dan ajarannya sangat berarti bagi semua orang dan negara yang ingin mengubah ketidakadilan dan penindasan pada ranah keadilan dengan tanpa kekerasan dan anarki. Dengan ajarannya, Gandhi melakukan perlawanan tanpa mengenal lelah.



Pertama, ahimsa. Perjuangan melawan penindasan, kekerasan, dan segala bentuk diskriminasi dengan rasa cinta dan damai. Ghandi berjuang melawan kekejaman penjajah dengan berlandaskan pada spirit perdamaian. Meski para penjajah telah memperlakukan Gandhi dan pengikutnya secara keras, tapi Gandhi tetap berpegang teguh pada prinsip perdamaiannya. Ia membahasakan bentuk penolakannya tidak dalam bentuk anarki. Ia rela mogok makan, dan berjalan bermil-mil sebagai bentuk penentangan dan perlawanan terhadap rezim tirani. Bagi Gandhi apabila kekerasan dilawan kekerasan akan muncul kekerasan yang lebih lebar dan luas. Kekerasan baginya hanya bisa dilawan dengan perdamaian atau dalam bahasanya Wayan Sudane (2007) perlawanan dengan energi positif.



Kedua, satyagraha. Ajaran memegang teguh terhadap kebenaran. Ghandi dikenal sebagai teladan yang komit memegang teguh kebenaran. Prinsipnya tidak mudah goyah dan silau oleh gertakan dan cobaan yang menghalanginya. Bagi Gandhi jiwa seseorang akan tetap selamat di dunia apabila orang tersebut berjuang demi kebenaran. Dengan kepercayaan semacam itu, Gandhi, yang baginya sedang dalam posisi memperjuangkan kebenaran, tetap tidak pantang mundur meski halangan dan cobaan banyak mengadang.



Ketiga, swadesi. Ajaran untuk tetap mandiri. Gandhi dan para pengikutnya berusaha untuk mencukupi kebutuhannya sendiri dengan tanpa mengekor pada negara lain atau penjajah. Untuk menjadi mandiri, Gandhi menata terlebih dulu pola sistem perekonomian masyarakat. Ia sering mengajarkan kerajinan pada masyarakat. Bahkan Gandhi membuat garam sendiri dan menolak garam buatan Inggris. Ini adalah bentuk kemandirian dan bentuk ajaran untuk lebih mencintai produk sendiri ketimbang produk luar negeri.



Perjuangan yang dilandasi prinsip ajaran tersebut membuat Gandhi akan selalu dikenang dalam sepanjang sejarah. Bagaimanapun ajaran-ajaran Gandhi sangat berarti bagi berlangsungnya perdamaian India dan dunia pada umumnya. Itulah potret perjuangan Gandhi. Sebuah perjuangan melawan penindasan dan kekerasan dengan penuh rasa cinta, kesabaran, dan kerelaan untuk menanggung segala konsekuensinya.



Selain tokoh-tokoh perjuangan anti kekerasan, keadilan dan perdamaian di tingkat dunia, di Indonesia pun ajaran Gandhi menemukan lahan yang subur. Ibu Gedong Bagoes Oka, misalnya, menemukan inspirasi perjuangannya di dalam ajaran Gandhi. Ia mendirikan Ashram Gandhi di Candi Desa, Bali sebagai pusat pendidikan dan pengalaman ajaran-ajaran Gandhi tersebut.



Gandhi tidak pernah menerima penghargaan Nobel, meski dia dinominasikan lima kali antara 1937 dan 1948. beberapa dekade kemudian, hal ini disesali secara umum oleh pihak Komite Nobel. Komite Nobel menyelesaikannya dan menyampaikan penyesalan saat menganugerahkan Hadiah Nobel Perdamaian kepada Dalai Lama, tokoh perlawanan Tibet, tahun 1989. Komite mengatakan. Anugerah untuk Dalai Lama itu juga merupakan penghormatan kepada Mahatma Gandhi.



Sepanjang hidupnya, aktivitas Gandhi telah menarik sebagai komentar dan opini. Misalnya, sebagai penduduk Kerajaan Britania, Winston Churchill pernah berkata “Menyedihkan…melihat Mr.Gandhi, seorang pengacara Kuil Tengah yang menghasut, sekarang tampil sebagai seorang fakir yang tipenya umum di Timur, menaiki tangga Istana Viceregal dengan badan setengah-setengah.” Begitu juga dengan Albert Einstein yang berkomentar berikut mengenai Gandhi: “(Mungkin) para generasi berikut akan sulit mempercayai bahwa ada orang seperti ini yang pernah hidup di dunia ini.”



KARYA Mahatma Gandhi tidak terlupakan oleh generasi berikutnya. Cucunya, Arun Gandhi dan Rajhoman Gandhi dan bahkan anak cucunya, Tushar Gandhi, adalah aktivis-aktivis sosio-politik yang terlibat dalam mempromosikan non-kekerasan di seluurh dunia.

*********

No comments:

Post a Comment